Notification

×

Indeks Berita

Tag Terpopuler

Pemkab Lebak Bangun Sarana Air Bersih di 16 Desa di Tahun 2025

Selasa, 25 November 2025 | 10.20 WIB Last Updated 2025-11-25T03:20:33Z




Sinarbanten.id-Lebak - Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Lebak, Banten, mulai membangun sarana air bersih di 16 desa pada tahun 2025 dengan total anggaran sebesar Rp10 miliar yang bersumber dari Dana Alokasi Khusus (DAK) dan Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah (APBD). Program ini diprioritaskan untuk meningkatkan derajat kesehatan masyarakat serta mengurangi risiko penyakit akibat minimnya akses air bersih.


Kepala Bidang Cipta Karya Dinas Pekerjaan Umum dan Penataan Ruang (DPUPR) Kabupaten Lebak, Suhendro, mengatakan pembangunan infrastruktur air bersih menjadi kebutuhan mendesak mengingat sebagian warga masih kesulitan memperoleh air layak konsumsi.


“Kami membangun sarana air bersih ini guna meningkatkan derajat kesehatan masyarakat, karena banyak warga yang masih kesulitan mendapatkan air bersih,” ujarnya di Rangkasbitung, Selasa 24/11/2025


Ia menjelaskan, pembangunan akan dilakukan dengan mempertimbangkan potensi sumber mata air dan air bawah tanah. Air tersebut nantinya diolah dan disalurkan melalui jaringan pipa ke rumah warga.


“Nantinya air bisa disalurkan langsung ke rumah-rumah yang belum memiliki sarana air bersih. Ini solusi agar warga tidak lagi mengalami krisis air,” katanya.


Adapun 16 desa penerima manfaat berada di delapan kecamatan, yakni Desa Cimarga, Tambak, Mekarmulya, Sindangmulya, Padasuka, Mekarsari, Cibungur, Peucang Pari, Ciruji, Gunungsari, Cisampih, Umbul Jaya, Ciwaringin, Keramat Jaya, Karang Pamindangan, dan Maraya.


Suhendro menambahkan, minimnya akses air bersih selama ini membuat warga rentan terserang penyakit menular. “Warga yang tidak punya akses air bersih cenderung menggunakan air sungai untuk MCK, padahal kualitasnya tidak layak dan rawan menyebabkan diare serta gatal-gatal,” ujarnya.


Kondisi tersebut, lanjutnya, turut berdampak terhadap angka stunting karena sanitasi dan kebersihan berkaitan erat dengan tumbuh kembang anak. Oleh sebab itu, pembangunan sarana air bersih menjadi salah satu intervensi penting dalam upaya meningkatkan kesehatan masyarakat.


Pembangunan tersebut akan dilaksanakan oleh pihak ketiga melalui proses tender resmi. “Kami berharap pekerjaan berjalan lancar dan tepat waktu agar manfaatnya segera dirasakan masyarakat,” ujarnya.


Sementara itu, Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Lebak mencatat masih terdapat 70 desa di 20 kecamatan yang masuk kategori rawan krisis air bersih. Kepala Pelaksana BPBD Lebak, Febby Rizky Pratama, mengatakan kondisi tersebut perlu penanganan jangka panjang.


“Berdasarkan pemetaan, ada 70 desa yang rawan kekeringan dan krisis air bersih. Ini terjadi karena berbagai faktor, salah satunya belum terjangkau jaringan PDAM,” kata Febby.


Wilayah rawan tersebut tersebar di Kecamatan Cimarga, Warunggunung, Sajira, Maja, Cirinten, Wanasalam, Leuwidamar, Cihara, Bayah, Gunungkencana, Kalanganyar, Banjarsari, Cileles, Cijaku, Cipanas, Curugbitung, Cibeber, dan Cibadak.


Febby menyampaikan pihaknya terus mendorong perluasan layanan air bersih oleh PDAM agar masyarakat bisa mendapatkan akses air yang layak. “Kami berharap desa-desa dengan krisis air bersih bisa segera terlayani PDAM agar tidak bergantung pada sumber air yang tidak layak,” ujarnya.


Dengan dimulainya pembangunan sarana air bersih tahun ini, Pemkab Lebak menargetkan akses air bersih semakin merata dan kualitas kesehatan masyarakat meningkat, terutama di wilayah yang selama ini rentan mengalami kekeringan. Program ini diharapkan menjadi langkah strategis dalam mengurangi beban warga serta menekan dampak kesehatan akibat sanitasi yang buruk.

(JMR)