Sinarbanten.id-Lebak - Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Lebak, Banten, mengoptimalkan pelacakan kasus tuberkulosis (TBC) dengan melakukan skrining untuk memutus mata rantai penularan penyakit tersebut.
Kepala Pelaksana tugas (Plt) Dinas Kesehatan Kabupaten Lebak Endang Komarudin di Lebak,Rabu 8/10/25 ia mengatakan pengoptimalan pelacakan kasus TBC itu dengan melakukan skrining terhadap masyarakat yang mengalami batuk lebih dari tiga bulan.
Bila mereka terkonfirmasi positif TBC, diwajibkan menjalani pengobatan selama 6-12 bulan tanpa putus.
Selain itu, jika menemukan kasus satu penderita TBC, minimal dilakukan pemeriksaan terhadap sebanyak 10 rumah di sekitarnya.
Sebab, kata dia, penyakit tersebut dapat menular kepada orang lain, dari 10 orang bisa menjadi 100 orang hingga 1.000 orang dan seterusnya.
Selama ini, kasus TBC di daerah terus mengalami peningkatan setiap tahunnya, sehingga pemerintah mengoptimalkan pelacakan TBC di semua puskesmas dengan melakukan skrining yang melibatkan kader untuk penemuan kasus secara dini.
Begitu juga relawan kesehatan yang menemukan kasus TBC tentunya berkoordinasi dengan Puskesmas setempat agar mendapatkan pemeriksaan berkelanjutan.
Sebab, pemeriksaan pengambilan dahak belum tentu mereka dinyatakan positif diagnosis TBC.
Berdasarkan data Dinas Kesehatan Kabupaten Lebak, jumlah penderita TBC periode Januari hingga awal Oktober 2025, tercatat sebanyak 4.603 orang dan 74 orang diantaranya dilaporkan meninggal dunia.
"Kita minta penderita TBC disiplin untuk mematuhi jadwal minum obat agar sembuh total," katanya.
Ia menyebutkan hingga Agustus 2025, capaian pemeriksaan dugaan TBC baru terealisasi sekitar 32 persen dari target pelayanan standar minimal (PSM) sebanyak 29.290 orang.
Untuk itu, petugas medis terus mengoptimalkan skrining dan pelacakan secara rutin.
Semua pasien TBC diwajibkan menjalani tes cepat molekuler (TCM) sebagai bagian dari diagnosis, sebelum menerima pengobatan gratis sesuai standar.
"Kami mengoptimalkan pelacakan setiap pekan untuk menemukan kasus TBC secara dini," katanya.
Sementara itu, pengelola TBC Puskesmas Cisimeut Kabupaten Lebak Wigati Hidayat mengatakan pihaknya hingga kini melakukan skrining pemeriksaan kesehatan warga Badui yang kontak erat dengan pasien positif TBC.
Sejauh ini baru tiga warga Badui yang positif TBC dan menjalani pengobatan 6-12 bulan, yakni Sakinah (34) warga Kadu Jangkung, Cardi (41) warga Cibeo dan Kojot (48) warga Grendeng Desa Kanekes.
"Semua penderita TB itu masih dalam pengawasan. Minum obat jangan sampai terputus," katanya.
(JMR)