Sinarbanten.id-Krisis lingkungan hari ini tidak bisa hanya dipahami sebagai persoalan perubahan iklim atau kerusakan alam semata, tetapi juga harus dilihat sebagai bentuk ketidakadilan ekologis yang lahir dari sistem neoliberalisme dan arus globalisasi. Mansour Fakih dalam pemikirannya menegaskan bahwa neoliberalisme mendorong kekuasaan modal dan pasar untuk mendominasi pengelolaan sumber daya alam, sehingga mengesampingkan hak-hak masyarakat kecil yang hidup berdampingan dengan alam.
Mereka yang paling sedikit berkontribusi terhadap kerusakan lingkungan justru menjadi pihak yang pertama dan paling berat terkena dampaknya—petani yang kehilangan lahan subur, nelayan yang lautnya tercemar, hingga komunitas adat yang tergusur dari ruang hidupnya. Sejalan dengan pandangan Fakih, ini bukan sekadar bencana ekologis, tetapi bentuk ketidakadilan struktural yang diproduksi oleh kekuatan ekonomi global dan aktor pemodal kuat yang semakin tidak terkendali.
Praktik pembangunan yang mengatasnamakan investasi sering kali melegitimasi eksploitasi lahan dan hutan. Pemerintah dan korporasi didorong untuk mengejar pertumbuhan ekonomi, tetapi mengabaikan kepentingan masyarakat lokal sebagai pemilik hak ekologis yang sebenarnya. Inilah yang oleh Fakih disebut sebagai efek dominasi neoliberalisme: alam dijadikan komoditas, bukan ruang hidup yang harus dilindungi demi keberlanjutan generasi mendatang.
Oleh karena itu, kebijakan lingkungan harus berpihak kepada masyarakat rentan dan mengaktifkan partisipasi mereka dalam pengambilan keputusan. Krisis lingkungan tidak bisa diatasi tanpa membongkar relasi kuasa yang timpang antara pemodal, negara, dan rakyat. Bila ketidakadilan ekologis ini terus dibiarkan, Indonesia hanya akan menjadi penonton dari kerusakan yang dibuat oleh sistem ekonomi yang tidak berpihak pada kehidupan yang layak.
Menyelamatkan lingkungan berarti memperjuangkan keadilan sosial. Sesuai pemikiran Mansour Fakih, perubahan harus dimulai dari kesadaran kritis, keberanian kolektif, dan aksi nyata untuk melawan dominasi neoliberalisme demi bumi yang lebih adil, manusiawi, dan berkelanjutan bagi semua.
Penulis : Shofaa Khoirunissa
Dosen Pembimbing : Angga Rosidin,S.I.P., M.A.P.,
Kepala Program Studi : Zakaria Habib Al-Ra'zie, S.I.P., M.Sos
Program Studi Administrasi Negara, Universitas Pamulang Kampus Serang
