Tangerang-Sinarbanten – Muhammad Raihan, seorang santri Pondok Pesantren Dakwah dan Tahfidz Qurrotu Nafsin, berhasil menamatkan hafalan 30 Juz Al-Qur'an dalam sekali duduk dalam acara Tasmi’ Kubro yang berlangsung selama kurang lebih 18 jam, mulai Senin, 24 Februari pukul 6.30 hingga Selasa, 25 Februari pukul 12.30 WIB.
Capaian prestisius tersebut ananda Raihan tempuh setelah melewati perjuangan yang tidak mudah selama kurang lebih 2,5 tahun. Dikatakan tidak mudah, karena selain menghafal Al-Qur'an, Ponpes Qurrotu Nafsin juga mewajibkan santri-santrinya untuk belajar _'Ulumus Syari'ah, Lughatul 'Arobiyyah, 'Amaliatud Da'wah_ dan juga Sekolah (Formal).
Kegiatan Tasmi'an Kubro ini alhamdulillah berlangsung dengan khidmat dan dihadiri oleh kedua orang tua Muhammad Raihan yang datang langsung dari Bekasi untuk menyaksikan pencapaian putra mereka. Kehadiran keluarga menjadi penyemangat tersendiri bagi Raihan dalam menyelesaikan hafalan dengan baik dan lancar.
Pengasuh pondok, Al-Ustadz Sidik Sasmita, S.Th.I, menyampaikan rasa bangga atas keberhasilan santrinya dalam menuntaskan hafalan Al-Qur’an. Ia berharap prestasi ini dapat menjadi motivasi bagi santri lain agar lebih giat dalam menghafal dan menjaga hafalan mereka.
"Tasmi’ Kubro ini bukan hanya ujian hafalan, tetapi juga ujian ketahanan fisik dan mental. Muhammad Raihan telah menunjukkan semangat dan kedisiplinan yang luar biasa. Semoga santri lain termotivasi untuk mengikuti jejaknya," ujarnya.
"Keberhasilan seorang santri, seperti ditekankan Imam Az-Zarnuji dalam kitab _Ta'limul Muta'allim,_ ditopang oleh tiga faktor perjuangan atau mujahadah: santrinya itu sendiri, asatidznya dan terakhir orang tuanya. Jadi ketiganya harus kompak sama-sama mujahadah," tambahnya.
Sementara itu, pembimbing halaqah, Al-Ustadz Aji Setiawan, mengapresiasi kerja keras Raihan dan dukungan semua pihak yang turut menyukseskan acara ini.
"Keberhasilan ini tentu tidak lepas dari doa dan dukungan keluarga, lingkungan pondok, serta bimbingan dari para asatidz. Kami berharap lebih banyak santri yang bisa menyusul pencapaian ini," ungkapnya.
Tasmi’ Kubro menjadi tradisi di Ponpes Qurrotu Nafsin, sebagai bentuk penguatan hafalan bagi para santri. Acara ini diharapkan dapat mencetak lebih banyak hafiz yang tidak hanya menghafal, tetapi juga memahami dan mengamalkan Al-Qur’an dalam kehidupan sehari-hari.