Sinarbanten.id-Pendidikan memainkan peran penting dalam kehidupan manusia dalam hal peningkatan sumber daya manusia. (Harrismi, 2022) mengemukakan, nilai pendidikan itu sangat penting, dan itu harus ditanam pada anak-anak sejak usia muda. Milenial adalah generasi muda atau sekelompok anak muda yang hidup di masyarakat saat ini dan gaya hidupnya semakin maju akibat teknologi yang semakin canggih.
Di era digital saat ini, pengelolaan pengetahuan berbasis teknologi informasi bukan lagi sebuah pilihan, melainkan sebuah kebutuhan mendesak bagi setiap organisasi yang ingin bertahan dan berkembang. Saya percaya bahwa teknologi informasi (TI) telah merevolusi cara kita mengelola dan memanfaatkan pengetahuan secara fundamental, memberikan kesempatan luar biasa untuk meningkatkan efisiensi, kolaborasi, dan inovasi.
Pertama, TI memungkinkan akses pengetahuan secara cepat dan luas. Dulu, pengetahuan yang tersimpan hanya dalam pikiran individu atau dokumen fisik sering kali sulit ditemukan dan dibagikan. Dengan adanya sistem manajemen pengetahuan yang didukung teknologi, seperti internet, basis data, dan platform kolaborasi online, informasi penting dapat diakses dengan mudah oleh siapa saja dalam organisasi kapan saja. Ini tidak hanya mempercepat pengambilan keputusan, tetapi juga memastikan bahwa setiap orang memiliki informasi yang sama dan akurat.
Robby Setia Pramana, S.Pd., Duta Rumah Belajar dan Google Master Trainer Level 3 mengungkapkan, di dalam akun belajar.id yang diluncurkan oleh Kemendikbudristek terdapat banyak manfaat yang luar biasa dari Google workspace for education. Oleh karenanya setiap guru harus dipastikan sudah mengaktifkan akun belajarnya.
Robby melanjutkan, dengan adanya akun belajar.id ini kegiatan belajar mengajar menjadi lebih mudah karena terintegrasi dengan Google. Guru bisa mendapatkan akses yang luar biasa dari Google. Pertama bisa melakukan panggilan video dengan menggunakan tools Google meet, untuk belajar bersama peserta didik. Kedua, ada aplikasi Merdeka Mengajar yang dapat dimanfaatkan untuk tempat penyimpanan daring atau yang dikenal dengan drive yang lebih besar daripada hardisk. Lalu ada kelas daring dengan memanfaatkan Google classroom.
“Tools yang lainnya adalah tersedia tools untuk melakukan presentasi seperti namanya Google slide, kita juga bisa membuat Google form untuk soal ujian segala macamnya. Ada juga google docs untuk mengetik soal,” pungkasnya.
Kemajuan teknologi telah menciptakan era tersendiri bagi masyarakat, khususnya dalam hal memperoleh informasi. Para siswa saat ini merupakan generasi di era digital, dimana segala informasi bisa didapatkan dengan mudah di jejaring internet. Melihat fenomena ini, guru dituntut untuk berperan lebih dari sekedar tempat mencari jawaban, namun juga sebagai penuntun dan pembentuk karakter yang kuat.
Sebagai menteri pendidikan, Nadiem Makarim mencanangkan kebijakan "Merdeka Belajar" yang salah satunya, pada awalnya, adalah rencana menghapus Ujian Nasional (UN).
Berikut empat kebijakan "Merdeka Belajar" yang dicanangkan Mendikbud Nadiem Makarim:
Mengganti Ujian Sekolah Berstandar Nasional (USBN) dengan ujian (asesmen) yang diselenggarakan hanya dari pihak sekolah. Kebijakan ini memberikan kepercayaan penuh pada pihak sekolah untuk membuat sendiri format ujian yang lebih komprehensif. Ujian tersebut tidak harus tertulis, namun bisa berupa penugasan kelompok, karya tulis, dan sebagainya.
Menghapus format Ujian Nasional yang sebelumnya lalu menggantinya dengan Asesmen Kompetensi Minimum dan Survei Karakter. Berbeda dengan UN, asesmen ini dilakukan untuk siswa di tengah jenjang sekolah (kelas 4, 8, 11) sehingga tidak bisa digunakan sebagai basis seleksi ke jenjang selanjutnya. Kemendikbud berharap hasil asesmen digunakan sekolah untuk memperbaiki mutu pembelajaran.
Menyederhanakan Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) yang komponennya terlalu banyak dan kaku. Guru diberikan kebebasan untuk membuat dan mengembangkan RPP sendiri. Sementara komponen inti dalam RPP disederhanakan hanya menjadi satu halaman saja (sebelumnya hingga 20 halaman).
Memberikan fleksibilitas dalam sistem zonasi dan Peraturan Penerimaan Peserta Didik Baru (PPDB). Kebijakan baru ini menambah kuota jalur prestasi yang sebelumnya hanya 15 persen menjadi 30 persen
Penulis : Sahrudin (251012700103)
Mata Kuliah : Sistem Informasi Manajemen dan Perencanaan Pendidikan
Dosen Pengampu : Dr. Herdi Wisman Jaya
Kelas : 01MPDM002
Reguler : B
Prodi : Manajemen Pendidikan S2
Falkultas : Pascasarjana
Institusi :
Universitas Pamulang
Daftar Referensi
https://www.kompasiana.com/rimarismawati0102/62b96c4f533a0d49dc0dc442/pendidikan-di-era-milenial
https://ditpsd.kemdikbud.go.id/artikel/detail/digitalisasi-pendidikan-era-merdeka-belajar-melalui-pemanfaatan-tik-di-sekolah
https://pendidikan.id/news/mantan-mendiknas-m-nuh-dukung-pendidikan-digital-yang-dikembangkan-pendidikan-id%E2%80%A8-%E2%80%A8/#:~:text=Kemajuan%20teknologi%20telah,karakter%20yang%20kuat.
https://id.wikipedia.org/wiki/Nadiem_Makarim#:~:text=Sebagai%20menteri%20pendidikan%2C%20Nadiem,persen%20menjadi%2030%20persen.