Notification

×

Indeks Berita

Tag Terpopuler

*Aksi nyata! KLH Banten dan Mapatala Untara Bersih-bersih Sungai di Hari Sungai Sedunia 2025*

Minggu, 28 September 2025 | 09.14 WIB Last Updated 2025-09-28T02:14:16Z





Banten, sinarbanten.id --

Sungai telah menjadi bagian penting dari lingkungan bagi kehidupan masyarakat. Di samping sebagai tempat hidup berbagai tumbuhan dan satwa, sungai juga menjadi sumber air dan tempat beraktivitas masyarakat sehari-hari. 


Oleh karenanya, kebersihan dan kelestarian sungai perlu untuk dijaga agar fungsi sungai dapat dirasakan secara berkelanjutan.








Di hari Sungai Sedunia tahun 2025, Konsorsium Lingkungan Hidup (KLH) Banten dan Mahasiswa Tangerang Raya Pecinta Alam (Matapala), dengan tangan kosong, mereka datang membawa api semangat yang berkobar. 


Di bawah sinar matahari yang begitu menyengat, puluhan Tangan-tangan relawan bergerak menyatukan daya energi, menyusuri bantaran, menyaring sampah, menyelami makna kebersamaan dalam tindakan nyata. 


Tepatnya di hari sabtu pagi, 27 September 2025, KLH Banten dan Matapala bertekad membersihkan sungai Irigasi Pintu Air Sipon, di Kampung Jeret, Desa Gembong Kecamatan Balaraja, Kabupaten Tangerang, salah satu target utama dalam aksi "Hari Sungai Sedunia",


Aksi dengan mengusung tema utama, "Jaga Sumber Air, Sayangi Sungai Kita, Sayangi Alam Kita”, betapa pentingnya kita agar selalu menjaga ekosistem, serta mengedukasi masyarakat untuk mencegah kerusakan dan memastikan keberlangsungan sungai bagi kehidupan masa depan. 


Direktur KLH Banten, Ferry Anis Fuad, SH.MH berpendapat bahwa, seruan yang menembus batas ruang dan waktu, sungai bukan sekadar aksi fisik, melainkan bentuk tanggung jawab moral terhadap generasi mendatang.


“Ketika kita menjaga sungai, kita sedang menjaga masa depan. Ini bukan hanya urusan lingkungan, ini adalah persoalan moral, tanggung jawab, dan keberlangsungan hidup. Sungai yang tercemar adalah jeritan ekosistem yang terabaikan,” jelas Ferry di hadapan para relawan dan peserta aksi. 


Disisi lain, Juan Claudio Sina Valeron, Ketua Umum (Ketum) Matapala, hadir membawa semangat generasi muda yang tidak hanya vokal, namun juga bertindak nyata. 


Dalam pernyataannya yang lugas dan penuh sarat makna, ia menggambarkan bahwa sungai bukan sekadar objek konservasi, melainkan cerminan relasi spiritual antara manusia dan alam.


“Kami percaya bahwa perubahan tidak datang dari seruan semata, melainkan dari langkah nyata. Hari ini, kami memulai langkah itu. Bukan untuk hari ini saja, tapi untuk tahun-tahun mendatang, demi generasi yang belum lahir,” ujar lelaki yang akrab disapa Juan. 


Lebih dari sekadar aksi bersih-bersih, kegiatan ini dirangkai dengan sesi edukasi lingkungan dan refleksi ekologi, menghadirkan materi tentang krisis air, dampak perubahan iklim, hingga urgensi literasi ekologis. 


Pendekatan ini membekali peserta dengan pemahaman yang utuh, bahwa mencintai sungai bukan hanya dengan tangan, tetapi juga dengan pikiran dan hati.


Respon positif pun mengalir dari warga sekitar yang turut menyaksikan dan berpartisipasi. Mereka menyatakan harapan agar gerakan seperti ini tidak berhenti sebagai agenda tahunan, melainkan tumbuh menjadi budaya yang tertanam dalam kehidupan sehari-hari.


Di akhir kegiatan, semangat yang telah dibangun tidak berakhir begitu saja. Dalam semaraknya yel-yel penutup, seluruh peserta berseru lantang:


“Salam lestari! Selamat... lestariiiiii... Kami mengucapkan: Selamat Hari Sungai Sedunia Tahun 2025!”


Suara itu menggema di antara aliran sungai yang perlahan kembali jernih. Di tepi Pintu Air Sipon, suara lirih terdengar, seperti bisikan masa depan:


“Jika kita menjaga sungai hari ini, maka sungai akan menjaga kita esok hari.”


Sebuah pesan sederhana, namun kuat. Karena di balik setiap tetes air yang mengalir, tersimpan kehidupan, harapan, dan cinta yang tak boleh dikhianati.