Notification

×

Indeks Berita

Tag Terpopuler

Pencegahan dan Penanggulangan Anemia Pada Anak Usia Sekolah dan Remaja

Sabtu, 01 November 2025 | 13.24 WIB Last Updated 2025-11-01T06:29:15Z




Sinarbanten.id - Anemia Pada Remaja Putri Rematri Rentan mengalami anemia karena :

- Rematri mengalami menstruasi sehingga kehilangan banyak darah


- Sedang tumbuh sangat pesat sehingga perlu zat gizi lebih banyak


- Kurang asupan kaya zat besi dan protein dalam makanan sehari-hari


- Sering melakukan diet yang keliru untuk menurunkan berat badan


Agar tidak terjadi Anemia pada Remaja :

- Mengkonsumsi makanan bergizi seimbang


- Mengkonsumsi Tambet Tambah Darah (TTD) sesuai anjuran


- Menjaga kebersihan (kecacingan dapat menyebabkan anemia)


Pemberian Tablet Tambah Darah


- Pemberian 1 tablet per minggu sepanjang tahun


- Mengandung 60mg elemental besi dan 400 mcg asam folat dan diberikan secara blanket approach


- Pemberian TTD di sekolah dilakukan pada remaja putri SMP/sederajat dan SMA/sederajat dengan menentukan hari minum bersama di sekolah


- Pada saat libur sekolah, remaja putri di bekali dengan TTD 


- Perlu memastikan remaja minum TTD di sekolah setiap minggu


- Setelah sarapan atau makan bersama


- Pendidikan gizi bagi remaja dan guru


- Melibatkan siswa (Kader Kesehatan Sekolah) untuk pencatatan dan pelaporan dan menyebarkan pesan pentingnya minum TTD

- Dinas Pendidikan dan Kemenag turut memantau sekolah/madrasah dalam pelaksanaan, pencatatan dan pelaporan program TTD Rematri


Tips pemberian Tablet Tambah Darah Pada Bulan Puasa (Selama Bulan Puasa)


- Guru UKS/Wali kelas serta tenaga kesehatan Puskesmas/kader perlu membekali siswi/remaja putri dengan TTD selama bulan puasa


- Guru UKS/wali kelas serta tenaga kesehatan Puskesmas/Kader mengingatkan siswi/remaja putri untuk minum TTD setiap minggu secara teratur dengan cara yang benar untuk menghindari efek samping.


- Siswi/remaja putri mengkonsumsi TTD sebanyak 1 tablet setiap minggu saat setelah buka puasa, sebelum tidur, atau saat sahur (tidak dalam keadaan perut kosong).


- Guru UKS/wali kelas serta tenaga kesehatan Puskesmas/Kader diharapkan dapat mengingatkan siswi/remaja putri untuk minum TTD secara mandiri dan melaporkan melalui WAG atau media sosial lain yang biasa digunakan bersama siswi/remaja putri.


- Guru UKS/Wali kelas serta tenaga kesehatan Puskesmas/Kader mencatat konsumsi TTD pada siswi/remaja putri.




Skrining Anemia Pada Anak Usia Sekolah dan Remaja

Melalui penjaringan kesehatan di sekolah / madrasah jenjang SMP/SMA dan di lakukan Pemeriksaan Hb. Apabila Hasil Skriningnya Positif :


- Anemia Ringan yaitu : 11 – 11,9 gr/dl

- Anemia Sedang yaitu : 8 – 10,9 gr/dl.


Penanganan pada anemia Ringan dan Sedang bisa dengan merujuk ke puskesmas (bila diperlukan dapat dilakukan pemeriksaan dengan hematologi analyzer di Pusekesmas, obati dengan TTD 1 tablet perhari (anemia ringan) dan 2 tablet perhari (anemia sedang), edukasi asupan gizi, follow up dalam 2-4 minggu (klinis dan pemeriksaan Hb), dan bila tidak membaik dalam waktu 4 minggu, atau status anemia dan klinis menjadi berat disertai ditemukannya penyebab selain AGB, rujuk ke Rumah Sakit.


- Anemia Berat yaitu : > 8 gr/dl

Penanganan pada Anemia Berat yaitu Rujuk ke rumah sakit untuk mengetahui sumber penyebab dan mengetahui kemungkinan anemia di luar anemia gizi besi.


Dengan adanya Skrining Anemia pada Remaja :


- Mendeteksi kasus anemia


- Memberikan tatalaksana dan rujukan (bila diperlukan)


- Mendeteksi dini bila ditemukan anemia diluar anemia 


Apabila hasil Skrining Negativ , maka nilai Hb nya ≥ 12 gr/dl


Tetap minum TTD 1 tablet / minggu, penerapan konsumsi gizi seimbang, perilaku hidup sehat.


Tata laksana Anemia 

Rekomendasi WHO


Intermittent iron and folic acid supplementation is a preventive strategy for implementation at population level. If a woman is diagnosed as having anemia in a clinical setting, she should be treated with daily iron (120 mg of elemental iron) and folic acid (400 µg or 0,4 mg ) supplementation until her haemoglobin concentration rises to normal (1). She can then switch to an intermittent regimen to prevent recurrence of anaemia. 


http://www.who.int/elena/titles/guidance_summaries/iron_women/en/


sumber WHO | Intermittent iron and folic acid supplementation in menstruating women.


Angela, WHO : Usually Hb responses to iron supplementation in an anaemic person is seen between 3-4 weeks, minimum 14days. So at a practical level, checking Hb levels after one month is a reasonable time frame. This is recommended in almost all many national anaemia guidelines. Of course this is for oral supplementation and mild/moderate anaemia. If severe anaemia, the regime and testing will be different.


Pencegahan dan Penanggulangan Anemia Pada Anak Usia Sekolah dan Remaja


Rekomendasi IDAI


Tindak lanjut hasil skrining :


Tatalaksana Anemia Ringan / sedang :


- Rujuk ke puskesmas, berikan TTD sebanyak 2 tablet/hari dosis Fe elemental 60 mg/hari untuk anemia ringan, dosis Fe elemental 120 mg/hari untuk anemia sedang sampai berat.


- Harapannya ada peningkatan Hb 1-2 g/dL dalam 2-4 minggu.


Diperlukan terapi selama 6-8 minggu setelahnya untuk pengisian cadangan Fe.


Follow up setelah pengobatan :

Umumnya akan terkoreksi setengahnya dalam 2-3 minggu, dan terkoreksi sepenuhnya dalam 8 minggu (2bulan).


Respon terapi juga dapat dinilai setelah 1 bulan terapi : kenaikan Hb > 1 gram/dL atau Ht > 3%.


Jika tidak respon kemungkinan perlu evaluasi kepatuhan minum obat, kemungkinan pembawa sifat thalassemia, adanya defisiensi lain (asalm folat, B12) kondisi infeksi, malabrobsi, dan penyakit ginjal/hati.


Follow up dalam 2-4minggu (lihat klinis dan kadar Hb), jika tidak membaik dalam waktu 4minggu dan anemia (Hb < 7 g/dL) untuk mencari penyebab lain kemungkinan anemia lainnya.


Bila 3-4 minggu setelah terapi tidak ada respon, hentikan, rujuk ke spesialis anak untuk dilakukan evaluasi.



Identifikasi Pelaksanaan.

Monitoring dan Evaluasi

Puskesmas 


- Sekolah/ madrasah jenjang SMP/SMA/ sederajat yang dilaksanakan skirning.


- Siswi kelas 7 dan 10 yang dilaksanakan skrining


- Jumlah dan prevalensi anemia pada rematri


- Jumlah dan prevalensi kasus anemia yang di tatalaksana (termasuk rujukan)


Follow up siswi yang anemia (koordinasi ke sekolah ; memastikan siswi sudah periksa di puskesmas, edukasi yang continue terkait gizi siswi pada orang tua dan sekolah, dst).




Dinkes Setempat

- Monitor Puskesmas dengan Hb meter


- Monitor Puskesmas yang melaksanakan skrining anemia ke sekolah 


- Rekap hasil Hb dianalisis sehingga dapat merencanakan program kesehatan di wilayah masing-masing


- Sebagai acuan, hasil koordinasi dan komitmen bersama lintas sektor terkait : Disdik, Kanwil Kemenag, Biro Kesra dll.






Dokumentasi Pemberian TTD pada Remaja Putri


(ADV)