Kota Serang-Sinarbanten. Id- Ketua Paguyuban Pedagang Kuliner pasar lama Kota serang Muhammad Deni kecewa atas ulah para pejabat di Disperindagkop kota serang.
Kekecewaannya di ungkapkan saat wartawan menyambangi warung kulinernya di kawasan pasar lama.
Deni menegaskan seharusnya temen-temen wartawan yang hendak menanyakan segala perihal kegiatan di pasar lama ini langsung saja ke Kabid, "Saya sebenernya sangat kecewa dengan para pejabat di Indagkop ini, proyek galian ini awalnya manis, kami di suruh pindah, yang blok B di suruh pindah ke blok A apabila kegiatan pembuatan saluran di blok A sudah beres, tetapi kenyataannya, blok A blum beres dan blok B di keruk juga, yang di rugikan adalah kami para pedagang Kuliner, "Urai Deni pada wartawan
Dirinya menegaskan bahwa kemarin dirinya sempat libur berapa hari dikarenakan kegiatan proyek pembuatan saluran ini.
Deni juga menambahkan, " Agak bingung dengan peraturan ini, akibatnya kan debu setebal 1 cm setiap setengah jam kita harus bersihkan meja dan segala macamnya, karena debu akibat tanah urukan dari pekerjaan proyek salurann ini, kontraktornya bu haji Nufus selalu alasan di Jakarta, Kadisnya gak pernah mantau,sementara kabidnya,!! temen wartawan tau sendiri hafal saya rasa gayanya, sampe ada berita dia kabur kan, ya beginilah akibatnya, tetap kami rakyat kecil yang di rugikan, "terangnya.
Jalan area pasar kuliner terlihat penuh tanah bekas tanah urunan proyek saluran, " Rahmad pihak proyek selalu gak ada, kalau ketemu dan di bilangin terkait keluhan pedagang, alasan dari pada excavator nganggur kan lebih baik ngerjain yang belum, tapi dia gak mikirin nampaknya untuk kami pedagang, dia mah enak beres dapat duit terus pergi, "seharusnya pemerintah ini mencari pihak ketiga itu yang banyak duit jangan asal dan faktor kedekatan, akibatnya kan begini, 'tegasnya
, "apa kompensasi akibat dari debu-debu, saya allhamdulillah ada saluran air dari Bank, bisa bersihin debu, lah pedagang yang lain bagaimana, kan kasian tapi kontraktor haji Nufus dan kabid tidak pernah perduli, " Dulu saat paguyuban di bentuk saya pikir akan indah dan tertata dengan baik, terkata Paguyuban di jadikan bemper doang, mendingan ngurus badan sendiri kalau begini, "jelasnya.
Deni juga menambahkan, " Coba liat lampu pada mati,saya diemin aja, karena capek komplainnya, nti komplain ke kabid, nti kabid ke kasi, nti kasi ke kabid nti kabid ke kadis, terus yang mana mau tempat kami mengadu, apa kami ngadu kebtemen-temen wartawan aja ya, 'ujar Deni seraya menawarkan makan malam.
,"dulu perjanjiannya kanopi melengkung dan tertutup kenyataannya, tempat saya dagang aja tidak pakai kanopi hanya pake tenda buruk yang sudah ambruk, "jadi saya mohon maaf temen-temen media saya sangat kecewa terhadap Diaperindagkop, enakan tidak jadi ketua Paguyuban dari pada dapat getah dan debunya doang, sementara yang panen yang orang lain, ada contoh lagi, kalau ada dealer atau pihak sponsor yang datang, pihak dinas semau-mau ngasih tempat, jadi kami Paguyuban gak dikasih tau, giliran ada masalah baru paguyuban di libatkan, saya kadang mikir, maksud dinas ini apa sih, mau ngadu saya dengan warga sekitar dan pedagang tah, nti dulu lebih mundur saya dari ketua paguyuban, dapat duit enggak paleng iya, "Kata Muhammad Deni.(red)